Sabtu, 06 Desember 2008

Beberapa Profil Gunung di Jawa Timur

Gunung Bromo


Gunung Bromo (dari bahasa Sanskrit/bahasa Jawa: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai objek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah objek wisata, Gunung Bromo menjadi tumpuan karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.

Bromo mempunyai ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, iaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan kawasan baya seperti lingkaran dengan jejari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Gambar Gunung Bromo dari NASA.

Perjalanan untuk menuju ke pusat objek wisata sangat sukar karena jalan yang ditempuh tak boleh dilalui oleh kenderaan biasa, kecuali kita menyewa jip yang disediakan oleh pengelola wisata, jadi wisatawan banyak yang berjalan kaki untuk menuju ke pusat lokasi.

Lautan pasir adalah andalan wisata dari gunung Bromo, di alam pegunungan yang sejuk, kita dapat melihat padang pasir dan rerumputan yang luas. Sedangkan yang paling dilihat dari gunung bromo adalah pemandangan ketika matahari terbit yang sangat jelas sekali dan sangat indah. Walaupun perjalanan ke Bromo sangat berdebu, tapi tidak terasa jauhnya, karena keindahan pemandangannya yang sangat luar biasa.



Gunung Arjuno

Gunung Arjuno merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Arjuno mempunyai ketinggian setinggi 3,339 meter.

Gunung Arjuno mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.


Gunung Semeru


Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari aras laut. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.

Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Kedudukan gunung ini terletak diantara wilayah pentadbiran Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan lokasi geografi antara 8°06' LS dan 120°55' BT.

Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini memecahkan tepi kawah menyebabkan aliran lava ke bahagian selatan daerah Pasirian, Candiputro dan Lumajang.

Untuk mendaki puncak gunung Semeru memerlukan masa sekitar empat hari pulang dan balik. Untuk mendaki gunung berkenaan pendaki mesti melewati kota Malang atau Lumajang. Dari terminal kota Malang kita menaiki kenderaan awam menuju desa Tumpang dan disambung lagi dengan kenderaan jip atau trak sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan kos Rp.13.000 per orang,- hingga Pos Ranu Pani.

Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat keizinan, dengan perincian, kos biaya surat keizinan Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, kos masuk taman Rp.2.000 per orang dan insurans Rp.2.000 per orang.

Kemudian dengan menggunakan kenderaan tersebut, perjalanan dimulakan dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki gunung Semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau Ranu Pani (1 ha) dan danau Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 daripada aras laut.

Setelah sampai di gapura "selamat datang", lihat terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa digunakan oleh para pendaki tempatan, tetapi jalur ini sangat curam.

Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.

Setelah berjalan sekitar 5 km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju ke Ranu Kumbolo masih harus meneruskan perjalanan pada sekitar 4,5 km.

Di Ranu Kumbolo dapat mendirikan khemah. Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.

Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.

Selanjutnya memasuki hutan Cemara dimana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.

Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan khemah untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.

Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.

Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.

Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.

Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.

Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.



Gunung Kelud


Gunung Kelud merupakan sebuah gunung berapi strato yang terletak di Jawa Timur di negara Indonesia. Gunung ini terletak di sempadan daerah Kediri, Blitar dan Malang. Jaraknya 27 km dari Kediri. Penduduk Kediri seramai 1300,000 orang.

Gunung Kelud mempunyai ketinggian setinggi 1,731 meter daripada aras laut. Gunung Wilis dan, Kawi dan Butak juga terletak berhampiran.

Indonesia termasuk dalam Lingkaran Api Pasifik.

Jenis hutan


masih banyak lagi info-info gunung yang dapat anda peroleh, bukan hanya di kawasan jatim, tapi juga di kawasan seluruh indonesia..
untuk keterangan lebih jelas silahkan kunjungi link "Wikipedia" yang ada di samping kanan halaman ini.

Tidak ada komentar: